Kulit pisang, tulang ayam, dan sisa sayuran dalam waktu dekat tidak akan lagi diperbolehkan dibuang sembarangan di sebagian besar tempat sampah di California. Pemerintah negara bagian itu menggelar program wajib daur ulang makanan yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari tempat pembuangan sampah.
Tujuan program daur ulang itu adalah untuk mengubah sisa makanan menjadi kompos atau energi ketimbang membiarkannya membusuk dan mengeluarkan karbon dioksida dan metana, gas-gas rumah kaca yang dituding memicu pemanasan global,
Program yang akan mulai diterapkan Januari 2022 itu dirancang untuk menanggapi pemahaman yang makin berkembang bahwa limbah makanan berperan dalam perubahan iklim.
Menurut para aktivis lingkungan, makanan yang tidak dimakan, atau sisa makanan, menyia-nyiakan energi dan sumber daya untuk produksi, transportasi, dan pengemasan. Jika dibuang begitu saja, sisa makanan itu membahayakan lingkungan.
Saat membusuk, makanan biasanya memproduksi karbon dioksida dan metana. Metana sendiri adalah gas rumah kaca yang dampaknya berkali-kali lebih kuat daripada karbondioksida.
Joy Klineberg, warga kota Davis, California, menyambut program ini.”Ini sangat mudah. Anda hanya perlu membuangnya ke tempat sampah khusus. Saya senang dapat melakukan perubahan tanpa benar-benar mempengaruhi kehidupan kita.”
Davis, yang berpenduduk sekitar 68.000 orang, sebetulnya telah meluncurkan program daur ulang makanan sejak 2016. Program itu dinilai banyak pihak berhasil dilaksanakan.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), sekitar 40 persen makanan terbuang sia-sia di Amerika Serikat, dan sisa makanan itu menyumbang sekitar 15 persen emisi metana yang dihasilkan negara.
California tergolong pelopor dalam usaha penanggulanan sampah. Undang-undang California, yang disahkan pada 2016, sudah berusaha menangani limbah makanan dengan beberapa cara. Program daur ulang wajib sisa makanan, dalam skala negara bagian yang mulai digelar tahun depan, akan mempertegas ambisi negara bagian itu.
Ramin Yazdani, Direktur Pengelolaan Sampah Terintegrasi di county (distrik setingkat kabupaten) Yolo, California, mengatakan, program ini wajib didukung. “Artinya kita tidak mengubur sisa makanan begitu saja dan melupakannya. Kita memenuhi tanggung jawab kita dan tidak mewariskan masalah ini ke generasi berikutnya.”
Apakah program itu akan berhasil dijalankan sesuai target? Kota-kota besar seperti Los Angeles, San Diego dan Sacramento mengaku belum siap menggelar program itu pada bulan Januari.
Sementara itu, sedikitnya 35 dari sekitar 200 fasilitas pengomposan negara bagian itu yang saat ini mampu menangani limbah makanan, kata Neil Edgar, direktur eksekutif Koalisi Kompos California.
Biaya pengumpulan sampah juga diperkirakan akan naik di banyak tempat mengingat pemerintah daerah memerlukan dana untuk membantu menciptakan fasilitas pengomposan baru.
Yang juga perlu dipertimbangkan, program daur ulang makanan belum dicoba pada skala sebesar ini di California. [ab/lt]
SUMBER : https://www.voaindonesia.com/