CIREBON, AYOBANDUNG.COM — Kepopuleran Ikan Cupang membawa sekelompok anak muda di Kabupaten Cirebon menjadi eksportir seser/serok ikan beromzet puluhan juta rupiah.
Bermula kala penyakit menular Covid-19 mewabah, Muhamad Jakariyah (20), warga Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, melihat peluang usaha serokan, menyusul maraknya pehobi Ikan Cupang, salah satunya di Cirebon.
Dia yang semula menggeluti jual beli Ikan Cupang secara daring, mengamati telah terjadi penurunan penjualan ikan yang salah satu habitat asalnya dari Indonesia ini.
“Penjualan turun karena Ikan Cupang kan sedang tren. Jadi, justru semakin banyak orang punya, semakin banyak juga yang jual beli,” ungkap pria yang akrab disapa Jaka kepada Ayocirebon.com.
Jaka pun mengalihkan perhatiannya pada kelengkapan yang dibutuhkan pehobi Ikan Cupang untuk memeliharanya. Pilihan Jaka jatuh pada seser atau serok, yakni alat yang digunakan untuk menyauk atau meraup benda-benda di dalam air dan sebagainya, termasuk ikan.
Keputusannya membuat seser sendiri didasarkan pengalaman pribadi selama menjalani hobi memelihara Ikan Cupang. Tak sedikit seser yang dia gunakan berkualitas buruk, sementara serokan berkualitas lebih baik rerata berukuran besar yang tak sesuai dengan ikan jenis peliharaannya.
Jaka pun mengajak beberapa kawan menekuni usaha pembuatan seser. Dia menamai usahanya Serokan MJGC atau singkatan dari Muhamad Jakariyah Guppy Cupang.
Sesuai namanya, seser buatan MJGC tak hanya dimanfaatkan untuk Ikan Cupang saja, melainkan pula dapat diperuntukkan bagi Ikan Guppy/Gupi/Ikan Seribu/Ikan Cere/Suwadakar. Serupa Ikan Cupang, Ikan Gupi juga salah satu spesies ikan hias air tawar yang populer di dunia.
Jaka semula membuat seser bersama 7 kawannya, sebelum belakangan jumlah karyawan mengerucut hanya menjadi 4 orang. Seluruh proses pembuatan seser buatannya menggunakan tangan (home made) dengan fokus pada kualitas terbaik.
“Ada kain organdi (organdy/organdie, kain katun paling tipis), benang jahit, juga sumpit melamin dan stainless steel,” sebutnya merinci sejumlah bahan dasar pembuatan seser.
Berbeda dengan lainnya yang rerata menggunakan kayu, Jaka memilih sumpit melamin dan stainless steel sebagai bahan stik atau pegangan seser. Menurutnya, bahan ini lebih tahan lama ketimbang kayu yang cepat lapuk bila terkena air secara kontinyu.
Jaka pun tak sembarangan memilih sumpit yang akan digunakan, salah satunya mempertimbangkan estetika sumpit. Menyempurnakan tampilan seser buatannya, dia sengaja memilih sumpit dengan aksen dan warna menarik pada salah satu ujungnya.
Seser buatannya terbagi 2 bentuk, salah satunya bulat dengan diameter terkecil 3,5 cm dan terbesar 8 cm. Sementara bentuk lain berupa kotak berdiameter paling kecil 5×5 cm dan paling besar 7×7 cm.
Menurut Jaka, seser buatannya multi fungsi. Tak hanya untuk menguak ikan, seser yang diproduksinya dapat pula untuk menyaring pakan ikan, seperti pelet, kutu air, cacing sutra, artemia (udang air asin), jentik nyamuk.
“Ada seser bulat yang fungsinya khusus untuk memisahkan cangkang Artemis,” cetusnya.
Untuk 1 seser semua ukuran, Jaka menjualnya sekitar Rp15.000/pcs. Harga lebih murah dia berikan bagi pembeli secara grosir, Rp9.500/pcs dengan minimal pengambilan barang 1.000 pcs.
Dengan modal awal sekitar Rp10 juta, selama setahun terakhir Jaka gencar memasarkannya, termasuk melalui media sosial. Melalui akun Instagram @suplayer_serokanmjgc, dia bahkan beroleh pelanggan dari Malaysia yang menilai seser buatannya rapi dan bermutu baik.
“Ada orang Indonesia di Malaysia, sudah 3 bulan terakhir ini jadi pelanggan,” ucapnya.
Jumlah kiriman seser ke Malaysia berkisar 800-1.500 pcs. Saat ini, Jaka bahkan memiliki reseller di hampir seluruh daerah se-Indonesia.
Dia bersama timnya rerata berhasil menjual 80 lusin/minggu. Omzet yang berhasil diraupnya kini mencapai Rp60 juta/bulan.
Jaka mengaku bersyukur dengan hasil yang disauk dari usaha yang digelutinya. Dia pun berjanji akan terus meningkatkan kualitas seser buatannya.
Tak lupa, ia berpesan kepada para pehobi Ikan Cupang dan Ikan Gupi untuk memeliharanya dengan baik. Dia kembali mengingatkan, memelihara ikan serupa memelihara air.
“Kalau airnya kotor, ikan bisa mati, sama dengan manusia yang butuh air bersih. Makanya, bagi saya, memelihara ikan sama dengan memelihara air,” pungkasnya.
SUMBER : Regional | Berkat Ikan Cupang, Pria di Cirebon Jadi Eksportir Serokan (ayobandung.com)